TOP-LEFT ADS

Ahlan Wa Sahlan, Raja Salman Sang Pelayan Haramain di Indonesia

Harianpublik.com- Setelah heboh, akhirnya sejumlah pangeran dari Arab Saudi akan datang ke Indonesia bersama rombongan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, hari ini Rabu (1/3/2017. Kedatangan mereka dalam rangka mempererat silaturahmi dan kerja sama investasi.

Namun jauh sebelum Raja Salman ke Indonesia, jagad dunia maya dihebohkan pernyataan Prisia Nasution, artis yang kerap membintangi film religi tersebut yang memunculkan statemen yang dinilai banyak orang sebagai statemen anti arab. Namun sebenarnya, ungkapan sentimen anti arab yang diduga diucapkan Prisia tersebut tak mendasar. Mengapa? Karena ternyata kisah romantika Arab-Indonesia sudah terjalin erat sejak puluhan tahun lamanya.

Yang terbaru, misalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya penambahan kuota haji untuk tahun 2017. Jokowi menyebut kuota haji 2017 buat Indonesia menjadi 221 ribu jemaah. Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 menjadi 211.000 untuk tahun 2017.

Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga menyetujui permintaan penambahan kuota sebesar 10.000. Dengan demikian, kuota haji untuk Indonesia di tahun 2017 menjadi 221.000.

Jokowi menyampaikan penghargaan tinggi kepada pemerintah Arab Saudi. Selain itu, Jokowi juga menyampaikan rencana kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia pada bulan Maret 2017. Ini adalah kemesraan yang muncul dari dua pimpinan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masih banyak fakta lain yang perlu diungkap betapa Arab sangat dekat dengan Indonesia.

Pada saat Indonesia merdeka, koran – koran Arab adalah pihak yang pertama kalinya memberitakan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, Arab Mesir dan Palestina adalah pihak atau negara yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Masih di era awal kemerdekaan, saat Indonesia masa transisi, dimana masih butuh pasokan persenjataan, senjata dari Mesir pun diangkut atas biaya Arab Saudi.

Nah, tahukah anda siapa tokoh yang pertama mengucapkan selamat atas kemerdekaan Indonesia? ARAB, Syaikh Ismail Husein Mufti Palestina. Bahkan, proklamasi 1945 dibacakan di rumah orang ARAB, Faraj Martak. Dirumah Faraj, bapak proklamator kita yang sakit beri-beri sebelum proklamasi akhirnya sembuh setelah diberikan madu arab oleh Faraj.

Selain itu, fakta menunjukkan bahwa salah satu bapak pendiri bangsa kita adalah orang yakni AR Baswedan anggota BPUPKI dan Wakil Menteri Penerangan 1946. Bahkan lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, dibuat oleh keturunan ARAB, Syarif Abdul Hamid al-Kadrie.

Selanjutnya, di era agresi militer Belanda tahun 1948, yang menyelamatkan bendera pusaka saat agresi militer tersebut adalah orang Arab bernama Mayor Husein Muthahhar. Dia ternyata juga penyusun lagu Dirgahayu Indonesiaku, Hymne Syukur dan Mars Pramuka.

Proklamator RI Muhammad Hatta suatu ketika pernah mengatakan tentang Arab peranakan di Indonesia.“Tidak benar apabila warga negara keturunan Arab disejajarkan dengan WNI keturunan Cina. Dalam praktik hidup kita alami juga banyak sekali WNI turunan Cina yang pergi dan memihak kepada bangsa aslinya RRC. Warga negara keturunan Arab boleh dikatakan tidak ada yang semacam itu. Indonesia sudah benar-benar menjadi Tanah Airnya.”

Dari berbagai sumber juga disebutkan bahwa Arab banyak memberi bantuan gratis, bukan hutang yang disebut bantuan, benar-benar gratis, dari pendidikan, keagamaan, bantuan saat bencana dan lainnya.

Suatu ketika, Raja Faisal bertanya kepad Subandrio, salah satu pimpinan TNI era orde lama tentang alasan penahanan terhadap tokoh muslim Indonesia saat itu, Muhammad Natsir. “Kenapa saudara tahan Muhammad Natsir?”

Subandrio tersentak. Padahal ia tengah menjelaskan panjang lebar bagaimana perkembangan Islam di Indonesia, tentang pembelaannya kepada Islam, tentang kisahnya berhaji. Tapi cerita-cerita itu tak mampu membuat Raja Faisal tertarik. Raja Arab Saudi yang memerintah dari tahun 1964 hingga 1975 itu malah to the point memprotes penahanan Natsir.

“Saudara tahu?”, tanya Raja Faisal lagi, “Muhammad Natsir bukan pemimpin umat Islam Indonesia saja, tetapi pemimpin umat Islam dunia ini, kami ini!”.

Kemarahan Raja Faisal kepada Subandrio lantaran Natsir menjadi tahanan politik. Natsir pernah diasingkan oleh pemerintah Orde Lama ke Batu Malang, Jawa Timur (1960-1962) dan menjadi “tahanan politik” di Rumah Tahanan Militer (RTM) Keagungan Jakarta (1962-1966).

Raja Faisal terkenal akan keberpihakannya kepada dunia Islam. Raja yang pernah membeli semua budak di Arab Saudi dan kemudian menghapus perbudakan di negaranya ini pernah mengembargo ekspor minyak dari Arab Saudi ke Amerika Serikat.

Dia punya simpati kepada aktivis muslim di berbagai negara, ikut berjuang membebaskan Palestina, dan berbagai pembelaan lain kepada dunia Islam. Sayang, ia memerintah tak lama, karena tahun 1975 ia wafat dibunuh oleh keponakannya.

Kedekatan Raja Arab dengan Natsir yang juga seorang ulama terkemuka di Indonesia  itu terukir manis dalam sejarah. Dan bukan berarti tak kan terulang. Raja Faisal adalah Raja Faisal, dan tak kan mungkin ada dua yang persis sepertinya. Begitu pun  Natsir, ia unik dan tak kan ada yang persis dengannya.

Ahlan wa Sahlan Raja Salman. (DP)




Sumber : Harian Publik - Ahlan Wa Sahlan, Raja Salman Sang Pelayan Haramain di Indonesia

Related Posts :

0 Response to "Ahlan Wa Sahlan, Raja Salman Sang Pelayan Haramain di Indonesia"

Posting Komentar