TOP-LEFT ADS

Djarot Rela Disebut Kafir

Harianpublik.com - Memang tak mudah menjadi wakilnya Ahok di Pilgub DKI Jakarta. Ke mana-mana bisa kena hujat. Tapi, Djarot Saiful Hidayat justru menjawab hujatan dengan sabar. Termasuk, ketika dia dikafir-kafirkan orang. "Kalau ada teriak-teriak, nggak usah dibalas. Maafkan saja dan istigfar. Saya saja dikatain kafir nggak apa-apa kok. Saya terima kok," kata Djarot kepada warga saat blusukan di Klender, Jakarta Timur, kemarin.

Djarot meminta pendukungnya tidak reaktif jika mendapatkan kekerasan verbal. Dia meminta pendukungnya bersabar, seperti yang dia lakukan selama ini. "Biarkan, orang punya hak pribadi, kita harus saling menghargai ya. Wong yang ngomong manusianya, dia belum tentu lebih baik dari kita. Yang tahu itu Tuhan," ujarnya.

Djarot juga heran ada sekelompok orang yang menolak menshalatkan jenazah yang mendukung paslon nomor dua. Begitu juga dengan orang-orang yang meneriakkan kata-kata kasar kepadanya atau warga yang mendukung Ahok-Djarot.

"Menolak menshalati orang karena dukung paslon tertentu. Kok bisa gitu ya. Kok bisa surga ditentukan manusia. Ini salah kaprah. Seperti nonton wayang diharamkan karena nggak sesuai dengan syariat Islam," katanya.

Menurut Djarot, Pilgub DKI adalah memilih pemimpin pemerintahan bukan memilih pemimpin agama. Kalau memang diharuskan memilih pemimpin berdasarkan agama, mengapa aturan itu hanya berlaku di Jakarta saja. Sementara di daerah lain yang menggelar Pilkada tidak ada aturan itu. "Kalau milih pemimpin hanya berdasarkan agama kok hanya di Jakarta saja. Yang lain kok nggak dipersoalkan. Kan lucu ya," ucapnya.

Karena itu, Djarot meminta warga Jakarta mampu membedakan urusan agama dengan urusan pemerintahan. Keduanya tidak bisa dicampur menjadi satu.

"Jadi saya minta tolong, kita bedakan mana yang urusan agama, mana yang urusan pemerintahan Pilkada. Jangan dicampur aduk. Ruwet kabeh," pungkasnya.

Seperti diketahui, Djarot memang kerap mengalami cibiran saat berpapasan dengan anti-Ahok. Terakhir, ketika dia mendatangi undangan Keluarga Cendana di acara Haul Soeharto, Sabtu (11/3). Djarot, sempat disoraki hadirin, bahkan sampai dilempar botol. Aksi spontanitas ini terjadi saat Djarot datang ke area masjid sebagai lokasi acara, dan saat kepulangannya. Acara itu, dihadiri banyak massa Front Pembela Islam (FPI).

"Wooo, woooo," teriak mereka kepada Djarot. "Nggak diundang, nggak diundang," teriak warga. "Bubar, bubar, bubar," kata mereka. Cibiran itu, semakin besar ketika Djarot mendekati masjid.

Menggunakan koko putih berpeci hitam, Djarot tidak gentar melangkah. Dia tetap melangkah sekalipun dihujat kanan dan kiri. Dia berjalan agak cepat, namun tetap tersenyum sambil menangkupkan tangannya ke dada ke arah para pencibirnya.

Di penghujung acara, tepatnya pukul 20.30, Djarot beranjak meninggalkan masjid. Upaya menghadiri undangan, telah dilakukan. Tapi, bukan perkara mudah mengeluarkan Djarot dari masjid. Masuk sulit, keluar apalagi. Penjagaan Djarot diperketat. Intimidasi verbal pun dia terima seperti pada awal. Tapi, saat pulang, mereka yang mencibir Djarot lebih ekstrem lagi. Botol plastik mulai melayang ke arah Djarot. Beruntung, dia tidak kena. (rmol)



Sumber : Harian Publik - Djarot Rela Disebut Kafir

0 Response to "Djarot Rela Disebut Kafir"

Posting Komentar