TOP-LEFT ADS

Lurah Ini Akui Desanya Rawan Pemurtadan, Penduduk Muslim Tinggal 50%

SEMARANG (Panjimas.com) – Berawal ketika ada salah satu Perguruan Tinggi mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Payungan, Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah menanyakan pada muridnya, siapa Tuhanmu? Lantas ada salah satu murid menjawab Yesus.





Setelah ditelisik ternyata mayoritas guru yang mengajar di SDN 1 Payungan beragama Nasrani. Keterangan ini disampaikan oleh salah satu warga Payungan yang tidak mau disebut namanya.

“Memang sering ada yayasan dari luar ngasih bantuan di SD itu mas, gurunya banyak yang beragama Kristen. Lha namanya juga kita disini hanya buruh tani, ekonomi lemah begitu, biasa diajak kumpul terus dikasih bantuan-bantuan. Iya di kampung kita ada dua gereja, GBDI Pantekosta sama GKJ Gedeon,” ucap warga tersebut saat ngobrol dengan Forum Umat Islam (FUI) Semarang, Ahad (26/3/2017).

Payungan terdiri dari enam desa yakni Nanggulan, Randu Sari, Karang Tengah, Prampogan, Tawangsari, dan Payungan. Menurut Lurah Payungan, Sunyoto, upaya pemurtadan di wilayah Prampogan lebih masif. Penduduk muslim di desa Prampogan sudah tinggal 50%, sementara Randu Sari umat Nasrani mencapai 30%.

“Sebelum menjabat di sini, memang sudah ada warga Kristen dan hanya beberapa gereja. Sekarang di desa Payungan sendiri ada 3 Gereja dimana disini RT 3/1 ada 2 Gereja. Karena di Payungan ini banyak dalam satu KK itu anak Islam orang tuanya Kristen, ayah Kristen ibunya Islam anaknya Islam ada,” kata Sunyoto.

Sunyoto mengakui jika warga Payungan mulai banyak dimurtadkan, namun secara administrasi hal itu belum terdata secara resmi. Yang menjadi semangat dia sebagai Kepala Kelurahan, untuk turut mempertahankan aqidah warganya dari gempuran missionaris, dengan memaksimalkan pengajian. Selain itu, adanya salah satu pendeta yang menjadi muallaf ikut membentengi warga Payungan dari misi pemurtadan.

“Tapi memang disini lebih banyak Kristennya, tapi disini juga ada pendeta yang masuk Islam, namanya Muhammad Yesaya Suyamto. Dia Kepala Sekolah SDN Jetis, kalau secara administrasi perkembangan Nasrani cukup lama,” ujarnya. [SY]





FUI Semarang, Baksos ke Desa Payungan yang Rawan Pemurtadan


 Forum Umat Islam (FUI) Semarang dalam rangka membentengi desa rawan pemurtadan, di Payungan, Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah, menggelar bakti sosial (Baksos). 115 bungkus paket sembako, sarung, sajadah, mukena dan buku tulis dibagikan pada warga Payungan, Ahad (26/3/2017).

Agus, korlap FUI Semarang mengatakan bahwa tujuan baksos di Payungan karena melihat bahwa gerakan pemurtadan mulai massif. Dalam satu Rukun Tetangga (RT) terdapat dua gereja menjadi tolak ukur, missionaris mulai mengancam warga Muslim untuk dimurtadkan.

“Alhamdulillah kami dari FUI Semarang melihat masyarakat disini dibawah menengah, maka kita lakukan penguatan akidah keimanan sebagai benteng pemurtadan. Di Desa ini kita melihat ada tiga gereja di mana sering mereka mengajak dengan dalih adanya Baksos juga. Kita kali ini juga memberikan televisi dan DVD player untuk pembelajaran anak-anak TPA,” kata Agus pada Panjimas.com.

Kedatangan FUI Semarang disambut oleh Lurah Payungan, Sunyoto, meski secara mendadak dirinya diundang. Sunyoto merasa senang dan siap memfasilitasi gerakan dakwah dari FUI Semarang. Dia mengaku tidak mampu membendung pemurtadan tanpa dibantu dari Ormas ataupun Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

“Memang di lingkungan sini diapit gereja, saya sendiri juga Muslim, jadi penggerak juga. Tapi memang disini lebih banyak Kristennya, tapi disini juga ada pendeta yang masuk Islam, namanya Muhammad Yesaya Suyamto. Kita pemerintah desa bisanya juga menyengkuyung dan senang, ini kan dalam rangka nguri-nguri jamaah dan pengajian,” ujanya.

Sementara itu, Ustadz Suro Wijoyo, pembina Dai Salimah dalam memberikan materi pengajian di hadapan warga Payungan menjelaskan kandungan surat Al Kaustar.

“Islam itu bu, nikmat yang paling besar, kita dilahirkan jadi Islam kok menyia-nyiakan rugi sekali. Karena agama yang diterima disisi Allah hanya Islam. Wonten tangga kulo, wis neng ndonya gur mikir golek duit sak akeh-akehe, ndilalah loro kanker ning sirahe, duite entek gu nambakke, sing jenenge kemoterapi rambute nganti rontok akhire ora ketulungan jur mati ora tau sempat sholat. Makaten meniko rugi sanget to bu?,” tuturnya.

Data yang disampaikan Sunyoto, wilayahnya terdiri enam Desa yakni Nanggulan dengan Muslim 80%, Randu Sari dan Payungan dengan Muslim 70%, Karang Tengah dan Tawang Sari hampir semua Muslim, sementara Prampogan Muslim tinggal 50%. [SY]


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !



Sumber : Harian Publik - Lurah Ini Akui Desanya Rawan Pemurtadan, Penduduk Muslim Tinggal 50%

0 Response to "Lurah Ini Akui Desanya Rawan Pemurtadan, Penduduk Muslim Tinggal 50%"

Posting Komentar