
Harianpublik.com-Meski tak setenar Bung Karno atau Bung Hatta, jasa-jasa Ibrahim Datuk Tan Malaka atau biasa dikenal Tan Malaka atas perjuangan kemerdekaan Indonesia tak bisa dipungkiri. Buah pikiran Tan Malaka soal perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia menjadi referensi dan bacaan wajib bagi para pejuang negeri, salah satunya Soekarno.
Namun, hidup sang patjar merah berakhir tragis. Dia wafat dieksekusi putra bangsa sendiri. Tan Malaka wafat ditembak oleh pasukan Letda Sukotjo di Kediri pada 21 Februari 1949.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, Tan Malaka merupakan pahlawan yang memiliki jasa besar bagi kemerdekaan Indonesia. Namun Tan Malaka tak menikmati hasil dari kemerdekaan Indonesia yang diperjuangkannya itu.
"Dia tak menikmati hasil perjuangan kemerdekaan. Bahkan dia dieksekusi. Bisa saja eksekusi kesalahpahaman atau bisa juga dilakukan sengaja," kata Fadli Zon saat diskusi publik 'Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka' di Gedung Nusantara DPR, Jakarta, Senin (27/3).
Fadli Zon yang dikenal konsen kepada sejarah ini mengatakan, di Sumatera Barat, penghargaan terhadap Tan Malaka ditunjukan dengan nama Tan Malaka dijadikan nama jalan yang sudah ada dari zaman Orde Baru. Namun, di tempat lain, penghargaan terhadap perjuangan Tan Malaka tak terefleksikan.
Fadli pun mengusulkan penghargaan terhadap Tan Malaka di Jakarta bisa dilakukan seperti di Sumbar yakni dijadikan nama jalan. Dia mencontohkan nama Tan Malaka bisa dijadikan nama jalan di Kalibata.
"Karena dia pernah tinggal di sana bisa juga dipikirkan (Kalibata) jadi jalan Tan Malaka," katanya.
Seperti diketahui, Tan Malaka dibuang Belanda keluar negeri pada 1922 karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial. Tan Malaka baru kembali ke tanah air pada 1942, setelah Belanda menyerah kepada Jepang.
Di Jakarta, Tan Malaka sempat tinggal di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, dekat pabrik sepatu Bata. Saat tinggal di Kalibata, Tan Malaka rajin memantau kondisi dunia pergerakan para tokoh nasional saat itu.
Tan Malaka yang sudah sangat lama meninggalkan Indonesia karena dibuang Belanda saat itu tak lagi terlalu memahami kondisi politik dan pergerakan di tanah air. Dia pun mempelajari kondisi politik dan pergerakan saat itu sambil tetap menutupi identitas aslinya. Di tempat itu pula Tan Malaka menghasilkan karyanya yang berjudul 'Madilog'.
[merdeka]
Sumber : Harian Publik - Punya kaitan sejarah, Kalibata bisa diubah jadi Jalan Tan Malaka
0 Response to "Punya kaitan sejarah, Kalibata bisa diubah jadi Jalan Tan Malaka"
Posting Komentar