TOP-LEFT ADS

Sempat Samar-samar! Akhirnya Polisi Berhasil Ungkap Tersangka Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara.....Begini Kronologis Sebenarya

ilustrasi



Misteri pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara Magelang akhirnya terkuak. Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah. menetapkan AMR (15) sebagai tersangka pembunuhan.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, AMR merupakan siswa seangkatan dengan korban, KW (14). Pengungkapan kasus itu dipublikasikan Polda Jateng melalui gelar perkara di Mapolres Magelang.

Diketahui, motif pembunuhan itu lantaran sakit hati tersangka terhadap korban. KW menurut Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Djarod Padakova, pernah memergoki AMR melakukan pencurian buku tabungan dan uang siswa lain. Kala itu, KW hanya menegur AMR.

Faktor lainnya seperti diberitakan TribunNews, adalah ponsel milik AMR yang dipinjam KW sempat disita sekolah, saat ada giat penggeledahan. Aturan sekolah, siswa kelas 10 tak diperbolehkan membawa ponsel di lingkungan sekolah.

“Setelah ponsel disita, AMR menyuruh KW untuk mengambil ponsel itu. Tetapi ditolak KW,” imbuh Djarod.

Alasan AMR membunuh Krisna Wahyu itu diungkapkannya saat mengakui perbuatannya kepada penyidik pada Jumat (31/03/2017) pukul 21.30 WIB tadi malam.

Hukuman

Atas perbuatannya itu, AMR terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

“Pasalnya tentang pembunuhan dan undang-undang perlindungan anak,” kata Djarod Padakova, Sabtu (01/04/2017).

Djarod mengatakan, pelaku masih bawah umur sehingga proses peradilannya dilakukan secara khusus, yakni peradilan anak.

“Penahanan pelaku akan dilakukan selama tujuh hari, bisa bertambah. Untuk ruang tahanannya juga kami siapkan khusus anak,” katanya.

Lebih lanjut Djarod menambahkan, pihak keluarga korban mengapresiasi, menerima serta menyerahkan prosedur hukum pelaku ke pihak kepolisian. Mereka berharap pelaku dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Pihak sekolah berjanji akan memperketat keamanan dan peraturan sekolah, di antaranya pelarangan kepemilikan senjata tajam.

Pernyataan sikap Alumni

Kasus pembunuhan ini menyita perhatian publik, begitu pula dengan ikatan alumni sekolah tersebut. Berikut ini isi lengkap pernyataan sikapnya yang ditulis oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IKASTARA, M Rachmat Kaimuddin :

MENYIKAPI peristiwa meninggalnya adik kami, siswa Krisna Wahyu Nurachmad (TN 27), pada hari Jumat 31 Maret 2017, Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (IKASTARA) merasa perlu menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kami menyatakan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Sungguh suatu kehilangan yang sangat besar bagi kami maupun keluarga almarhum.

Kami berharap keluarga besar almarhum diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini.

2. Kami menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa ini.

Kami mendukung sepenuhnya upaya Pengurus Sekolah dan Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara selaku institusi pengelola SMA Taruna Nusantara untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan untuk memastikan peristiwa seperti ini dan sejenisnya tidak akan terjadi lagi.

Kami juga mendukung setiap langkah yang dilakukan untuk meminimasi dampak negatif peristiwa ini terhadap siswa-siswi SMA Taruna Nusantara maupun terhadap keluarga besar SMA Taruna Nusantara.

3. Kami mengharapkan aparat penegak hukum untuk bertindak profesional, dengan mengusut kasus ini secara transparan dan adil, siapapun pelakunya dan apapun alasannya, serta memastikan prosesnya berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tegaknya hukum dalam proses ini merupakan salah satu komponen penting dalam memastikan peristiwa ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

4. Kejadian ini merupakan kejadian yang pertama kali dalam sejarah panjang 27 tahun SMA Taruna Nusantara.

Di kampus ini kami diajarkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam pergaulan sehari-hari. Ada kode kehormatan yang harus kami patuhi.

Kami diajarkan kebersamaan, sehingga merasa, setiap dari kami, merupakan saudara, bagian dari keluarga, bukan sekedar teman yang bersekolah di SMA yang sama.

Jadi, kejadian ini benar-benar tidak terduga dan jauh dari nilai-nilai yang diajarkan kepada kami.

5. Kami berharap semua pihak untuk dapat menahan diri dengan tidak membuat spekulasi atau mengambil kesimpulan sendiri sampai dengan penyelidikan dari pihak berwenang selesai.

Kami yakin dan sangat mendukung agar pihak berwenang menghukum para pelaku dengan hukuman yang setimpal dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sejarah SMA Taruna Nusantara

Menurut laman Wikipedia, ide pembuatan sekolah menengah atas berbasis semi-militer ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal LB Moerdani pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta. Ia memiliki visi luhur, yakni untuk membangun sekolah yang mendidik manusia – manusia terbaik dari seluruh Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita-cita para Proklamator. Ide ini diteruskan dengan menandatangani nota kesepakatan antara TNI dan Taman Siswa, yang merupakan organisasi kependidikan pertama di Indonesia, untuk membuat suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Lembaga ini merupakan kristalisasi dari visi Jenderal Moerdani yang selanjutnya mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.

SMA TN diresmikan oleh Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) saat itu, Jenderal Try Sutrisno pada tahun 1990. Kampus yang menempati lahan seluas 18.5 hektar dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa, dan komplek perumahan pamong (guru), di atas tanah milik Akademi Militer. Selama 6 tahun pertama, Taruna Nusantara hanya menerima laki-laki sebagai siswanya dengan jumlah sekitar 245 orang. Namun mulai tahun 1996, LPTTN membuat kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang. Untuk mengakomodasi perubahan ini, area sekolah ini pun diperluas menjadi 23 hektar.

Untuk menarik pemuda-pemudi terbaik dari seluruh strata sosial, LPTTN menawarkan beasiswa penuh kepada pelajar yang diterima dengan dukungan dana dari TNI yang mempunyai latar belakang politik dan keuangan yang kuat. Para tenaga pengajar (pamong) juga mendapat gaji yang di atas rata-rata, serta fasillitas lainnya. Namun, setelah krisis ekonomi dan perubahan politik pada tahun 1997, LPTTN mengalami kesulitan keuangan sehingga pada tahun 2001 menghentikan kebijakan beasiswa penuh ini.

Pelajar terpilih yang mempunyai kesulitan keuangan tetap mendapatkan beasiswa yang diberikan baik oleh individual, perusahaan, maupun pemerintah daerah.

sumber: simomot



Sumber : Harian Publik - Sempat Samar-samar! Akhirnya Polisi Berhasil Ungkap Tersangka Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara.....Begini Kronologis Sebenarya

Related Posts :

0 Response to "Sempat Samar-samar! Akhirnya Polisi Berhasil Ungkap Tersangka Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara.....Begini Kronologis Sebenarya"

Posting Komentar